Senin, 19 November 2007

Teknologi Bahan Bakar Baru Bersumber Hayati

Minyak Jarak Pengganti Solar
NMP/PPG


DI tengah hiruk-pikuk aksi protes di jalanan maupun rencana sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah menggugat keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, serta tidak adanya kebijakan energi yang andal dari pemerintah menghadapi kelangkaan sumber daya minyak di dalam negeri, ada yang tanpa banyak bicara terus bekerja mencari energi terbarukan yang ramah lingkungan dan dapat meningkatkan pendapatan petani miskin.

PENELITIAN yang dilakukan Dr Ir Robert Manurung MEng, pengajar di Jurusan Kimia Industri Institut Teknologi Bandung (ITB), bersama timnya sudah memperlihatkan titik terang. Tinggal satu tahap penelitian akhir untuk pemantapan hasil, maka hasil penelitian Manurung bisa dimanfaatkan publik.

"Minyak jarak bisa menggantikan minyak diesel untuk menggerakkan generator pembangkit listrik. Karena pohon jarak bisa ditanam di hampir semua wilayah Indonesia, maka minyak jarak sangat membantu membangkitkan energi listrik daerah terpencil dan minyak ini bisa diproduksi sendiri oleh komunitas yang membutuhkan listrik," kata Manurung awal pekan lalu kepada Kompas.

Potensi lain adalah ekspor karena tekanan pada negara-negara industri maju untuk lebih berperan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Manurung didampingi Eiichi Nagayama dan Masanori Kobayashi dari New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO), lembaga di bawah Pemerintah Jepang yang membantu penelitian sumber energi baru untuk, antara lain, memenuhi kesepakatan Protokol Kyoto dalam menurunkan emisi buangan bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan efek rumah kaca. Penelitian Manurung dengan ITB-nya dikerjakan bersama-sama Mitsubishi Research Institute (Miri) dan dibiayai oleh NEDO.

MINYAK jarak didapat dari jarak pagar (Jatropha curcas L) yang merupakan tanaman semak keluarga Euphorbiaceae. Dalam waktu lima bulan tumbuhan yang tahan kekeringan ini mulai berbuah, produktif penuh saat berumur lima tahun, dan usia produktifnya mencapai 50 tahun.

Semua bagian tanaman ini berguna. Daunnya untuk makanan ulat sutra, antiseptik, dan antiradang, sedangkan getahnya untuk penyembuh luka dan pengobatan lain. Yang paling tinggi manfaatnya adalah buahnya. Daging buahnya bisa untuk pupuk hijau dan produksi gas, sementara bijinya untuk pakan ternak (dari varietas tak beracun) dan yang dalam pengujian sudah terbukti adalah untuk bahan bakar pengganti minyak diesel (solar) dan minyak tanah.

"Kita bisa menghemat devisa sangat banyak dengan mengganti 2,5 miliar liter per tahun solar yang digunakan Perusahaan Listrik Negara, untuk pembangkit listrik di luar Jawa dengan minyak jarak," papar Manurung.

Manurung amat optimistis karena penelitian setahun terakhir bersama Miri sudah membuktikan penggunaan minyak jarak 100 persen tanpa campuran apa pun pada mesin pembangkit listrik dapat menggantikan solar. Pengujian tahap pertama parameter fisika-kimia pada motor bakar, dengan bekerja sama dengan Mitsubishi Heavy Industries, sudah dipublikasikan di ITB bulan lalu (Kompas, 19/2). Sekarang penelitian memasuki uji tahap akhir untuk menstabilkan minyak jarak dan melihat dampak pada generator dalam penggunaan operasional 1.000 jam.

Keuntungan lain, minyak jarak dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat, terutama di daerah dengan sumber alam marjinal. Jika tiap petani diberi hak mengelola tiga hektar lahan kering, dengan kerapatan tanaman 2.500 pohon per hektar dan produktivitas 10.000 kilogram biji per hektar serta harga biji Rp 500 per kilogram, per bulan satu keluarga petani bisa memperoleh penghasilan Rp 1,25 juta hanya dari biji jarak. Pendapatan ini dapat bertambah jika bagian lain tanaman juga dimanfaatkan, misalnya dengan memelihara ulat sutra serta beternak.

Minyak jarak itu bisa diperoleh dengan pemerasan langsung secara sederhana sehingga investasi Rp 3 juta-Rp 4 juta sudah memadai untuk menghasilkan 40 liter minyak per hari. "Berbeda dari biodiesel lain, minyak jarak tidak perlu penambahan apa pun, tidak perlu etanol atau metanol seperti yang lain. Penggunaannya juga bisa 100 persen, tidak perlu dicampur solar lagi," kata Manurung lagi.

Dalam membangkitkan listrik juga tidak diperlukan generator (genset) baru karena minyak jarak bisa langsung digunakan pada genset yang ada. Dari sisi lingkungan, minyak ini juga rendah kadar emisi gas sulfur (SOx), nitrogen (NOx), dan karbon, selain bisa dipakai untuk tanaman penghijauan dan reboisasi. Karena itu, Manurung yakin penanaman satu juta hektar jatropha pada tanah marjinal akan menghasilkan 4,3 miliar liter minyak jarak per tahun dan berarti akan menghemat devisa lebih dari Rp 12 triliun, lebih dari penghentian impor solar senilai Rp 2.800 per liter.

MELIHAT potensinya sebagai sumber pendapatan petani, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) kini juga bekerja sama dalam penanaman jarak dengan Dr Manurung. "Kami membayangkan, bila petani menanam jarak, diambil minyaknya, lalu digunakan untuk bahan bakar 100.000 penggilingan padi saja di Indonesia, itu akan meningkatkan pendapatan petani. Belum hitungan nilai tambah lain dan konservasi lingkungan," kata Mindo Sianipar, Ketua HKTI Bidang Pertanian.

Selain HKTI, proyek ITB-Miri ini juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dalam penanaman jarak.

"Yang sekarang kita butuhkan adalah kebijakan energi dari pemerintah untuk jangka pendek, menengah, dan panjang yang komprehensif. Jangan bersifat jangka pendek dan reaktif. Harga minyak dunia naik, subsidi dicabut. Selalu begitu. Kenapa tidak mengembangkan energi alternatif terbarukan seperti jarak?" kata Untung Anwar dari HKTI.

Manurung yakin, produksi komersial oleh masyarakat tahun depan sudah bisa dilakukan. "Sekarang saya ingin mendokumentasikan semua prosesnya dan memastikan semua berjalan dengan baik, supaya ketika masyarakat memproduksi sistemnya sudah benar-benar mantap," papar Manurung.

Untuk proses produksi minyak jarak pengganti diesel, Manurung tidak mengajukan paten. "Paten itu salah-salah malah mematikan kreativitas," katanya. Yang akan dipatenkannya adalah proses lanjutan yang lebih canggih dan efisien dalam mengubah limbah pemerasan minyak jarak untuk menjadi minyak yang bisa mengganti minyak tanah.

Jika produksi minyak jarak oleh masyarakat sudah berjalan, ujar Manurung, BBM bukan lagi disiapkan pemerintah bagi rakyat, tetapi rakyat yang menyediakan BBM bagi dirinya sendiri.

Sumber : Kompas (15 Maret 2005)

Senin, 22 Oktober 2007

Ramadhan Disambut Gempa, Berganti Suka Cita Idul Fitri


peta pusat gempa berdasarkan BMG


                 

 
Assalamu'alaikum Wr.Wb

kisah menarik ini terjadi pada saat umat muslim Bengkulu akan menjalankan ibadah tahunan (puasa di bulan Ramadhan). hal yang menarik yang belum pernah terjadi sepanjang hidup saya. Ketika akan menjalankan ibadah puasa 1428 H, disambut dengan gempa bumi tektonik 7,9 skala 
richter. tak dapat dibayangkan sebelumnya dalam sekejap kegembiraan yang dirasakan 
menyambut bulan penuh berkah, berganti dengan kengerian yang amat sangat di hati warga   
Bengkulu.
kronologis kejadiannya adalah ketika akan melaksanakan ibadah shalat maghrib. pada detik-detik akan terjadinya gempa saya pribadi sedang berada dirumah menunggu giliran mandi. pertamanya saya tidak memperdulikan getaran yang terjadi. akan tetapi getaran yang terasa semakin menghebat dan terasa sangat kencang. spontanitas saya berlari keluar rumah guna menyelamatkan diri. keadaan di luar tidak kalah mengerikannya. seluruh warga di lingkungan tempat tinggal saya tinggal berteriak histeris sembari meneriakan asma Tuhan Yang Maha Esa. ketika getaran terjadi kami semua duduk dijalan menunggu getaran mereda. sesaat setelah getaran gempa mereda, listrik mati diikuti rusaknya sinyal komunikasi selama beberapa jam. orang-orang yang tinggal di daerah dekat pantai, berlarian eksodus kearah yang lebih tinggi karena adanya isu tsunami yang tidak bertanggung jawab. keadaan ini terus berlanjut selama lebih kurang beberapa hari yang menyebabkan lumpuhnya keadaan ekonomi di segala bidang di provinsi bengkulu dan daerah sekitar yang terkena dampak bencana gempa bumi ini. sungguh pengalaman yang sangat mengesankan menyambut bulan Ramadhan yang suci tahun 1428H. setelah beberapa hari terjadinya gempa, 
saya sudah pulang mudik ke kampung halaman.
disana menghabiskan bulan Ramadhan sampai dengan gema takbir berkumandang yang menandakan datangnya hari kemenangan yang fitri bagi kaum muslimin yang melaksanakan 
ibadah puasa sebulan penuh. kegiatan pribadi sewaktu hari raya idul fitri tidak berubah seperti tahun-tahun yang lalu. diawali sholat idul fitri bagi yang melaksanakan dilanjutkan dengan saling bermaafan 
 sesama keluarga besar. kegiatan dilanjutkan dengan menziarahi makam anggota keluarga yang telah
 berpulang terlebih dahulu.
selanjutnya tradisi mengunjungi jiran tetangga pun dilaksanakan selama beberapa hari.
itulah rangkaian kegiatan yang saya laksanakan selama hari raya idul fitri. semoga apa yang telah terjadi dapat kita ambil hikmahnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb